|
Ilustrasi kursi Wali Kota (Dok/JIBI) | | |
Selasa, 28 Oktober 2014 10:05 WIB | Tri Rahayu/JIBI/Solopos
|
Solopos.com, SOLO—Pilkada Solo digelar 2015 mendatang.
Solo memiliki segudang tokoh yang dikenal masyarakat dunia karena kreativitas original.
Nama Gesang lebih populer di Jepang dengan keroncong dan lagunya
Bengawan Solo. Siapa yang tak kenal sosok Waljinah, maestro keroncong, yang masih dikenal hingga kini.
Seniman-seniman lain asli Solo, seperti Rahayu Supanggah, Subono,
Dedek Wahyudi, I Wayan Sadre, Eko Supriyanto, Sahita, Endah Laras, Sruti
Respati, Peni Candrarini, Ira Kusumorasri, Heru Mataya, Paulus
Mintarga, Mayor Haristanto, dan Ki Jilitheng Suparman juga terkenal
karena karya mereka.
Mereka sebagian besar berhasil karena kreativitas di bidang seni
pertunjukan. Tokoh-tokoh itulah yang sengaja dimunculkan pelaku industri
kreatif, Irfan Sutikno, dalam forum Rembug Soloraya jelang pemilihan
kepala daerah (pilkada) 2015 bertajuk
Solo Menuju Kota Kreatif di Griya Solopos Karangasem, Solo, Senin (27/10/2014).
“Tentu akan lebih gampang menyebut tokoh-tokoh senior di bidang seni
pertunjukan dibandingkan bidang lain. Nama-nama muda, seperti Rony Rown,
Stephanus Aji, Rory Wardana, Baroto Seno, dan seterusnya. Mereka tokoh
muda yang memiliki kreativitas,” ujar Irfan dalam diskusi itu.
Para anak muda itu diharapkan bisa berperan dalam upaya
city branding dan
pengembangan ekonomi kreatif Kota Solo. Atas dasar itulah, Irfan
berharap calon pemimpin Kota Bengawan harus melibatkan generasi muda.
Irfan menyodorkan lima kriteria bagi figur Wali Kota Solo, yakni
muda, paham budaya, lincah di sektor ekonomi, memiliki jaringan yang
luas, dan pria atau wanita tak jadi masalah.
Animator MD Animation Jakarta, Doni Purwo Sulistyo, menunjukkan kreativitas anak muda bisa berkembang bila diberi ruang.
Doni mengungkapkan ada 35 animator asal Solo yang notabene lulusan SMK di balik film animasi
Adit dan Sopo Jarwo. Kualitas gambarnya tak kalah dengan film animasi
Ipin dan Upin dari Malaysia.
Creative Director Inspira Creative Lab Solo, Erwin Skripsiadi,
mencoba memberdayakan anak-anak usia sekolah dasar (SD) untuk berlajar
membuat aplikasi game yang mengangkat Solo.
Dia menyebut ada 20 aplikasi game di
Google Play yang dibuat
oleh para animator Solo. Ke depan, Erwin dan teman-temannya ingin
menciptakan 30-70 aplikasi game yang mengangkat tentang Solo.
Tokoh muda yang kreatif itulah yang diharapkan bisa memimpin Solo.
Selama ini, sosok muda kretaif itu muncul pada diri Joko Widodo
(Jokowi). Dalam waktu kurang dari 10 tahun, Jokowi mampu meletakkan
fondasi
city branding bagi Solo. Oleh karenanya, di bagian lain, Irfan menekankan Solo membutuhkan
The Next Jokowi lagi untuk memimpin Solo tanpa dibatasi jenis kelamin.
Sebut Nama
Dosen Desain Interior ISI Solo, Dian Lestari Hastuti, yang kebetulan
menjadi moderator dalam forum itu menyebut nama Ketua Asosiasi Industri
Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Solo, Yanti Rukmana, sebagai
figur perempuan yang cocok menjabat Wali Kota Solo berikutnya.
Nama Yanti disebut spontan di akhir sesi diskusi. Yanti yang
kebetulan hadir dalam kesempatan itu hanya tersenyum tanpa banyak
komentar.
Penasihat Asosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan Solo (Asppro),
Muhammad Qoyim, berharap ada figur baru yang muncul, bukan Wali Kota
Solo yang sekarang. Figur baru itu diharapkan memiliki visi dan misi
kreatif ke depan (visioner), memiliki jejaring yang kuat terutama secara
ekonomi, dan paham tentang karakter Kota Bengawan.
“Paham tentang hambatan dan kendala yang dihadapi Solo. Punya
jejaring ke pemerintah pusat dan provinsi. Jelas orang baru, bukan yang
sekarang,” papar Qoyim, sapaan akrabnya.